Allah Mencintai Hamba-Nya yang Berdoa kepadaNya

Berdoa

Share This Post

Oleh:
KH Bachtiar Nasir

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186).

Perkara doa merupakan perkara yang seringkali dinomor-sekiankan oleh orang-orang yang mengedepankan rasionalitas. Padahal dalam akidah kita, ikhtiar adalah nomor sekian dari doa yang kita panjatkan. Sebab, apa yang kita cari dan upayakan sebenarnya sudah lama menjadi milik Allah dan sudah lama berada di dalam genggaman-Nya. Untuk mendapatkannya, hanya mungkin ketika kita pandai meminta kepada-Nya.

Oleh karena itu, orang yang pandai memanjatkan doa sebelum ikhitiarnya adalah orang-orang yang kuat. Dia memiliki semangat yang besar karena selalu termotivasi untuk meraih hal-hal yang melebihi apa yang mampu terbaca oleh akal, di dalam hidupnya. Sebaliknya, orang-orang yang sering putus asa dan mudah emosi adalah orang yang terlalu mengandalkan ikhtiar dirinya sendiri. Sebab dia tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu bahwa sebenarnya ikhtiar adalah perpanjangan dari doa itu sendiri. Apa yang dia maui adalah sesuatu yang dimiliki Allah Azza wa Jalla dan harus ia minta dengan cara yang disukai oleh Rabbnya.

Sampai saat ini, umat Islam masih sedikit sekali yang memahami bahwa doa adalah ibadah bahkan sumsumnya dari ibadah itu sendiri. Kita para hamba yang diciptakan dan dirawat-Nya ini seringkali terputus hati dengan Allah Azza wa Jalla. Sehingga seringkali kita lupa bahwa apa yang kita maui, Allah Ta’ala tahu dan Allah Ta’ala sudah menyiapkannya untuk kita. Asalkan kita meminta dengan cara yang diridai dan sudah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah dengan kasih sayang-Nya pasti akan memberikan yang terbaik.

Ada beberapa point dari hakikat doa yang penting kita ketahui:

Doa adalah bukti ketundukan kepada perintah Allah Ta’ala yang tinggi nilainya. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Ghafir ayat 60.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.’”

Berdoa kepada-Nya adalah manifestasi dari keikhlasan dan ketundukkan kita untuk menyembah Allah Yang Mahatinggi. Maka, Allah kemudian menyatakan bahwa orang tidak mau berdoa, meminta kepada-Nya adalah orang yang sombong. Orang yang hanya mengandalkan apa yang mampu dilakukannya adalah orang-orang yang lupa bahwa apa yang “mampu”dilakukannya adalah apa yang Allah berikan kepada-Nya. Bahwa, di atas kemampuan-Nya ada Allah Yang Mahakuasa dan Maha Perkasa.

Mintalah kepadanya dengan ikhlas dan luruskanlah niat bahwa melakukan pekerjaan dan mendapatkan apa yang kita targetkan sesungguhnya hanya karena ingin meninggikan agama-Nya dan menyembah-Nya.

Ada yang berbahaya bila kita tidak lagi merasakan doa adalah keajaiban dalam hidup. Sesungguhnya bila dalam satu waktu kita memanjatkan 10 doa dan satu saja doa kita dikabulkan oleh Allah Ta’ala, maka niscaya kehidupan kita akan berubah karena kebaikan yang melimpah dari terkabulnya satu doa tersebut. Padahal mudah saja Allah mengabulkan kesepuluh doa yang kita panjatkan. Oleh karena itu, kebiasaan orang-orang shaleh adalah semakin memanjangkan doa yang dilantunkannya kepada Allah. Semakin dalam keimanan seseorang, semakin dia menikmati doa-doa yang dipanjatkannya kepada Allah Ta’ala. Sebaliknya, semakin lalai seseorang dari mengingat Allah, maka ia akan semakin malas berdoa.

Coba kita telah kembali cara berdoa selama ini, apakah yang kita panjatkan doa yang itu-itu saja. Yang selalu kita baca bertahun-tahun tanpa bertambah dan sudah tidak ada lagi rasa manakala doa itu kita daraskan? Inilah “sombongnya” kita kepada Allah Azza wa Jalla, padahal kehidupan kita setiap hari berganti pasti akan semakin banyak terhantam masalah dan kesulitan. Namun, untuk sejenak mengadu dan meminta kebaikan kepada-Nya saja, kita berat. Yang kita baca yang itu-itu saja, seolah tidak terjadi apa-apa dalam kehidupan kita.

Orang-orang yang senantiasa berdoa kepada Allah adalah mereka yang sedang menjalankan ketaatan. Orang-orang yang berdoa adalah ia yang sedang menundukkan dirinya di hadapan Allah Ta’ala. Karena sesungguhnya, doa adalah ibadah kepada-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Allah Azza wa Jalla berfirman dalam surat Ghafir ayat 60 di atas bahwa Dia akan memasukkan mereka yang malas beribadah kepada-Nya ke dalam api neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. Imam Asy-syaukani dalam tafsirnya mengatakan bahwa ibadah yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah berdoa. Karena berdoa adalah bagian dari ibadah yang penting. Barang siapa yang meninggalkan berdoa kepada maka dialah yang dipandang Allah Dzuljalali wal Ikram sebagai orang yang sombong. Sungguh, doa adalah ibadah yang agung, yang sangat disukai Allah Azza wa Jalla.

Menyucikan hati sejenak dengan mengingat keagungan Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya dalam hari-hari kita, sesungguhnya lebih disukai-Nya; dibandingkan mengerjakan rutinitas ibadah, tetapi kering dari rasa syukur kepada-Nya dan tanpa berdoa memohon perlindungan dan kasih sayang-Nya.

Menurut Imam Asy-Syaukani, orang-orang yang beribadah dengan berdoa kepada-Nya adalah mereka yang sedang dimuliakan oleh Allah Dzul Jalali wal Ikram. Karena, menurut beliau, orang yang sedang berdoa sebenarnya sedang mendeklarasikan dirinya sebagai hamba yang lemah dan sedang meneguhkan ke-Mahakuasaan dan ke-Mahamuliaan Allah Ta’ala atas dirinya.

Doa itu sebuah perbuatan yang mendatangkan cinta Allah Ta’ala. Ibnu Mas’ud berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Mintalah kepada Allah dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah sangat senang diminta.” (HR. Tirmidzi).

Doa itu membuat hati menjadi lapang. Yang sebelumnya dalam tekanan menjadi lapang. Karena Allah akan menghilangkan segala hal yang menghimpitnya dan membuat segala urusannya menjadi mudah. Ada sebuah syair yang indah, “Sesungguhnya aku senantiasa berdoa kepada Allah, apalagi saat sedang sempit urusan dan seringkali kudapatkan jalan keluar dari urusannku. Ada berapa pemuda yang sempit hatinya dan muram wajahnya, tapi setelah berdoa maka menjadi bercahaya pulawajanhya dan mudah urusannya.” Berdoa juga menjadi sebab penghilang marahnya Allah kepada kita. Sebab, orang yang sedang terhimpit kesulitan dan tidak berdoa kepada-Nya, dia sesungguhnya adalah orang yang sombong dan Allah menjadi marah kepada-Nya.

Rasulullah saw bersabda, “Bahwa orang-orang yang tidak meminta kepada Allah, maka Allah marah kepada-Nya.” (HR. Bukhari).

Dengan hadits ini kita mengetahui bahwa doa adalah sesuatu yang wajib kita lakukan dalam keseharian kita. Satu hal yang terpenting dengan berdoa, seorang hamba sesungguhnya mengakui kelemahan dirinya dan menggantungkan dirinya hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Hari ini, kita juga menyaksikan bahwa doalah yang menjadi peneguh hati saudara-saudara kita di Palestina. Menjadi senjata utama para pejuang Hamas dan pejuang Al-Aqsha dalam menghadapi serangan Yahudi laknatullah. Doa pula yang mereka harapkan terutama dari kita, selain apa saja yang mampu kita upayakan untuk membantu mereka. Berdoalah, angkatlah tangan kita dan tundukkanlah hati kita sedalam-dalamnya di hari Jumat yang diberkahi ini, agar Palestina segera merdeka. Agar lepaslah segala belenggu derita dan kesengsaraan saudara-saudara kita di Bumi para Nabi yang mulia. Insyaallah.*

More To Explore